Tuesday, May 27, 2008

Maid in Manggar

Siapa yang menyangka kepergian Neng Risa (alias pembantu gue tercinta) itu mampu menyulap gue menjadi seorang Maid in Manggar (fyi, Manggar itu jalan tempat gue tinggal sekarang). Gue jadi ngerti betapa ngga gampang jadi seorang Maid. Walaupun "cuma" ngepel, bersihin kamar, ngelap meja, bersihin kamar mandi, buang sampah, cuci piring, dll. Plus gue baru menyadari betapa cerewetnya gue ini sebagai seorang majikan.
"Neng, keramik kamar mandi ini jangan sampe ada bercak air ya!"
"Neng, sampah jangan diinepin, bau entar!"
"Neng, baju yang ini cucinya harus pakai deterjen silky yah, jangan diperas!"
"Loh Neng, kok di meja ini ada bekas tatakan gelas?"
dan sejuta permintaan lainnya yang tiada henti.

Rasain gue sekarang..ngga ada satupun permintaan gue yang bisa gue lakukan dengan sempurna. Huhuhuhu...I miss my maid! Jadi aja gue Maid in Manggar (dengan iringan lagu soundtrack "This will be" seperti yang ada di Maid in Manhattan) yang sekarang sedang mengalami pegal sekujur tubuh akibat aktivitas pembersihan rumah yang baru satu kali gue lakukan...hahahaha....

Labels:

posted by ketket | 7:39 AM | 6 comments

Tuesday, May 13, 2008

Film Seri

Gue termasuk orang yang demen (baca: freaks) banget nonton serial TV.
Dulu semasa kecil, jamannya baru TVRI aja yang ada, hampir semua serial TV gue tonton, dari mulai Voltus, Gigi (inget nggak? Yang punya tongkat ajaib itu loh), Richie Rich, The Little House on the Prairie, Heidi, Ria Jenaka, sampai-sampai film akhir pekan juga dengan rajinnya gue ikuti, makanya jangan heran kalau gue lumayan tau film-filmnya Rano Karno, Lidya Kandow ataupun Yenny Rachman (kalian tahu nggak ya kalau ada artis-artis bernama ini dalam kancah perfilm-an Indonesia?).

Sampai sekarang, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang selain berdampak pada variabilitas teknologi juga pada inovasi umat manusia, yang pada akhirnya mendukung terjadinya pembajakan pada teknologi DVD, hobi gue itu semakin ter-eksplorasilah (hmm..kok istilah ini agak kurang tepat ya..ada yang tahu imbuhan yang tepat untuk eksplorasi?). Kalau dulu, kita harus menantikan setiap minggu untuk menyaksikan film kesayangan kita, sekarang..semuanya udah di-provide dalam satu package. Bisa nonton sekaligus, sampai muntah.

Deretan film-film seri yang gue ikutin juga makin lama makin banyak. Hampir semua film seri gue suka sih..cuma biasanya gue lebih suka menghindar dari film-film serial Taiwan atau Korea. Iya, trauma gue! Semasa kuliah, gue kecanduan berat sama yang namanya Meteor Garden (1 en 2). Nggak tau kenapa, jalan ceritanya tuh tempting banget..bikin nggak bisa berhenti nonton. Makanya sehabis Meteor Garden freak itu berhasil gue lalui, gue say no! no! ke film-film Taiwan en Korea lainnya. Sempet kebablasan juga sih..beberapa tahun kemarin, gue kecanduan Full House, tapi abis itu bener-bener nggak pernah deh. Udah bersih gue! (loh ini lagi ngomongin kecanduan film apa narkoba sih?).

Yang paling parah, kedemenan nonton ini berdampak juga pada perkembangan otak dan mental gue. Sering kali gue tuh melekat banget sama film-film seri yang gue tonton, yah gimana nggak untuk film seri 20-25 episode, bisa gue habiskan dalam tempo 1 minggu paling lama. Buruknya lagi, gue juga suka mengulang-ulang film seri yang udah gue tonton pula. Pernah satu waktu, gue mengulang nonton serial TV Friends (yang udah berjalan 5 season). Hasilnya? I start talking like Rachel! Dengan gaya bicara yang sangat ekspresif dan memberikan penekanan pada konsonan-konsonan tertentu.

Selain itu, gue juga sering mengalami perubahan idealisme dan keinginan manakala gue berpindah dari satu film seri ke film seri lainnya. Misalnya, waktu gue lagi nonton Heroes, gue pengen banget punya kelebihan alami seperti yang dipunyain tokoh-tokoh Heroes. Trus waktu gue ikutin serial TV Grey’s Anatomy, langsung pengen banget jadi dokter bedah. Kalau keinginan yang itu sih masih nggak apa-apa ya..tapi masalahnya ada juga yang berdampak pada retardasi mental gue. Misalnya, manakala gue mengikuti serial TV The L-Word, sekonyong-konyong kok gue pengen jadi lesbian yah? (dan bahkan mulai meragukan..jangan-jangan sebenarnya gue lesbian?), trus pas nonton Gilmore Girls gue malah pengen jadi single parent (padahal kan harusnya pengen jadi ibu-anak yang hubungannya seperti di film itu yah?). Hmmm…makanya gue lagi nahan-nahan diri nih untuk nggak nonton Six Feet Under, soalnya itu tentang kehidupan keluarga yang kerjanya di pemakaman gitu..ribet juga kalau tiba-tiba gue terinspirasi untuk terlibat dalam bisnis itu kan?

Selain rasa candu yang terdapat selama gue nonton film-film seri itu, hal lainnya yang sulita untuk dihilangkan adalah perasaan sedih manakala serial itu sudah berakhir. Misalnya nih, waktu season 3 Grey’s Anatomy udah abis..padahal selama 5 hari kebelakang, rasanya hidup gue udah dipenuhi dengan kehidupan tokoh-tokoh di Grey’s Anatomy, ehh..tiba-tiba mereka udah nggak ada lagi dalam kehidupan gue. Rasanya jadi hampa, sedih, dan mellow-yellow gitu deh. Butuh waktu beberapa hari untuk me-recover perasaan gue. Ibaratnya kaya cinta lokasi gitu, tapi beneran loh!! Bahkan waktu serial TV Friends habis, gue malah sampai nangis segala. Bayangin aja, tuh film seri itu udah gue ikutin selama 10 tahun..bukan cinta lokasi lagi itu mah namanya, udah nyaris kawin..hihihi.

posted by ketket | 10:02 PM | 4 comments

Sunday, May 11, 2008

My MacBook

Oh my God..ini adalah tulisan pembuka gue di laptop gue yang cantik dan mengagumkan. Walaupun tentunya disertai kebutaan terhadap pemanfaatan teknologi yang terdapat dalam macOS ini (tulisan ini gue buat dengan kesulitan membaca tulisan gue sendiri, karena gue ngga bisa nemuin fungsi yang bikin word doc ini jadi full screen, sehingga walaupun scr de facto, ukuran font ini adalah 12, tapi penampilannya seperti font 6.5). Okay, enough complaining..yang pasti gue puas banget dengan si putih yang ada di pangkuan gue ini..huahahaha..tunggu saja! Akan banyak tulisan-tulisan yang segera gue lahirkan dari si putih ini.
Salam!

posted by ketket | 9:00 PM | 2 comments

Cashmere Mafia vs Lipstick Jungle

Gue selalu percaya pada indra keenam gue dalam memilih film seri. Most of it, my sixth sense is rarely wrong. Well, ada juga sih film seri yang jelek (atau karena awalnya ga menarik..jadi ngga gue lanjutin). Tapi beneran, hampir semua film seri yang gue ikutin, tuh bukan berdasarkan tren..atau karena saran dari orang lain (pengecualian: Desperate Housewives, OC en The 4400). Okey, back to main topic, gue mau review 2 film seri baru yang menurut gue cukup challenging untuk diikutin.
Buat kalian, yang udah ngefans sama serial Sex in the City mungkin akan kurang lebih familiar sama penokohan yang ada di seri baru ini (terutama Cashmere Mafia → secara yang bikin sama).
Kedua serial TV ini sama-sama bercerita tentang satu komunitas wanita (30s above) yang adalah happen to be successful women in their career dan bermasalah dalam percintaan, dan mereka semua adalah New Yorkers (ada ngga ya kata benda ini sebenarnya?). Persamaannya lainnya adalah, mereka semua nunjukin pentingnya suatu komunitas untuk para wanita berbagi (yang berarti dalam komunitas itu ngga ada cowok, dan hubungan mereka semua tetep mutually platonic). Di kedua film itu, ditunjukkin bahwa hampir setiap masalah selalu bisa dibicarakan between women first, dan bahwa mereka support each other walaupun mungkin keputusan akhir yang dipilih salah satu teman mereka itu luar biasa aneh. Misalnya saat seorang tokoh (di Cashmere Mafia) memutuskan untuk mulai membina hubungan dengan wanita (iya, hubungan di sini maksudnya seperti hubungan pria dan wanita) karena selalu merasa gagal berhubungan dengan pria. Harus diakui, kalau kita yang ada di posisi sebagai temen-temen si tokoh itu, mungkin kita ngga bisa menghindari untuk memberikan judgment tentang “betapa nggak-nya” pilihan yang dia pilih. Well, di TV seri itu gue melihat bahwa setiap pilihan sahabat kita harus dihargai no matter how strange it is and that they will stick to the friendship. Hal yang inspiring juga adalah, the fashion! Oh My God, they’re so gorgeous and fashionable. Harus gue akuin, belakangan ini gue tertarik banget sama bling-bling / asesoris yang gede-gede, karena nonton kedua felem seri itu.
By the way kalau harus memilih, secara penokohan dan konflik drama, gue bilang Lipstick Jungle is deeper than Cashmere Mafia (Hal yang sama yang gue rasakan tentang OC dan Gossip Girl). Bagaimanapun juga, gue memutuskan untuk ngga memilih dan akan tetep ngikutin kedua seri itu. Hahahaha…but seriously guys, you’d have to give the series one or two shot, hope you will see things beyond hedonism in both TV series.

posted by ketket | 9:13 AM | 0 comments

Who am I?
Katrin's Profile
Female, 26 yr, Jakarta

Archives
Photos
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from Ketket. Make your own badge here.

Other Stuffs
Follow me on...
Side Blog


Talk to Me!



<1--end here -->